Di dunia ini hanya sekitar 0,5
persen dari keseluruhan manusia yang berada di muka bumi ini yang
memiliki IQ diatas 140 yang dianggap sebagai orang dengan kategori
jenius, dari 0,5 persen tersebut salah satunya adalah Terence Tao, sebagai Manusia dengan IQ tertinggi di dunia saat ini dan
juga termasuk salah satu manusia paling jenius yang ada dimuka bumi
saat ini dengan IQ mencapai antara 230 sampai 240 yang berada dibawah William James Sidis salah satu manusia paling jenius di dunia yang pernah ada. Terence Tao
dilahirkan dengan nama lengkap Terence "Terry" Chi-Shen Tao pada
tanggal 17 Juli 1975 di Adelaide, Australia. Ayah Tao lahir dan
dibesarkan di Shanghai, dan ibu Tao berasal dari Kanton. Orang tuanya
adalah imigran dari Hong Kong ke Australia. Ayahnya bernama Billy Tao
adalah seorang dokter anak, dan ibunya, Grace Tao, adalah fisikawan dan
matematikawan lulusan dari University of Hong Kong, mantan guru sekolah
menengah matematika di Hong Kong. Terence Tao bisa dikatakan sebagai
seorang anak ajaib seperti yang dikatakan oleh peneliti pendidikan
Miraca Gross sewaktu meneliti tentang anak berbakat.
Ayah Terence Tao mengatakan kepada pers bahwa ketika Terence Tao berusia dua tahun disaat pertemuan keluarga, Tao berusaha untuk mengajarkan pelajaran aritmatika dan bahasa inggris kepada anak yang berusia lima tahun. Ayah Terence Tao mengatakan kepada pers bahwa ketika Terence Tao berusia dua tahun disaat pertemuan keluarga, Tao berusaha untuk mengajarkan pelajaran aritmatika dan bahasa inggris kepada anak yang berusia lima tahun. Menurut Smithsonian Magazine online, Tao dapat melakukan aritmatika dasar pada usia dua tahun. Ketika ditanya oleh ayahnya bagaimana ia tahu angka dan huruf, ia mengatakan ia belajar acara Sesame Street. Selain cerdas berbahasa Inggris, Tao juga pandai berbicara bahasa Kanton, tetapi tidak dapat menulis dalam bahasa Cina.
Terence Tao Ketika mengajar Matematika |
Ketika ia berusia 15 ia menerbitkan Paper Pertamanya. Ia menerima gelar sarjana dan gelar master pada usia 16 dari Flinders University. Pada tahun 1992 ia memenangkan beasiswa Fulbright untuk melakukan studi pascasarjana di Amerika Serikat. Dari tahun 1992 hingga 1996, Tao adalah seorang mahasiswa pascasarjana di Princeton University di bawah arahan Elias Stein, dan Tao menerima gelar Ph.D. pada usia 20 tahun. Ia mengajar di Universitas California, Los Angeles pada tahun 1996. Ketika ia berusia 24, ia dipromosikan menjadi profesor di UCLA dan tetap menjadi orang termuda yang pernah diangkat menjadi professor oleh institusi tersebut.
Tao telah memenangkan berbagai banyak penghargaan. Ia menerima Hadiah Salem tahun 2000, Memorial Prize BĂ´cher pada tahun 2002, dan Clay Research Award pada tahun 2003, atas kontribusi untuk analisis termasuk bekerja pada Kakeya conjecture dan peta gelombang. Pada tahun 2005, ia menerima American Society Mathematics Levi L. Conant Prize dengan Allen Knutson, dan pada tahun 2006 ia dianugerahi SASTRA Ramanujan Prize. Pada tahun 2004, Ben Green dan Tao merilis apa yang sekarang dikenal sebagai teorema Green-Tao.
Tao adalah menjadi finalis untuk penghargaan Australian of the Year pada tahun 2007. Dia adalah anggota yang sesuai dari Akademi Ilmu Pengetahuan Australia, dan pada tahun 2007 terpilih sebagai Fellow dari Royal Society Australia. Pada bulan April 2008, Tao menerima Alan T. Waterman Award, yang mengakui seorang ilmuwan awal karir untuk berkontribusi luar biasa di bidang mereka. Selain medali, penerima beasiswa waterman juga menerima dana hibah sebesar $500.000 untuk penelitian lanjutan. Pada bulan Desember 2008. Tao juga terpilih sebagai Fellow dari American Academy of Arts dan Science pada tahun 2009. Pada tahun 2010, ia menerima Hadiah Internasional Raja Faisal bersama-sama dengan Enrico Bombieri Juga pada tahun 2010. Pada 2012 ia dan Jean Bourgain menerima Penghargaan Crafoord di bidang Matematika dari Royal Swedish Academy of Sciences. Juga, pada tahun 2012, ia menerima penghargaan dari Simon Foundation. Pada 2013 Tao telah menerbitkan lebih dari 250 makalah penelitian dan 17 buku.